SatuBersama.com –Â Istora Senayan Jakarta akan menjadi saksi perayaan akbar Hari Kebaya Nasional yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 24 Juli 2024. Acara yang diharapkan akan dihadiri oleh sekitar 7.000 perempuan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap kebaya, pakaian tradisional yang menjadi simbol identitas perempuan Indonesia.
Ketua Panitia Hari Kebaya Nasional, Prof. Masyitoh Chusnan, dalam wawancara dengan Pro3 RRI pada Minggu, 21 Juli 2024, menyampaikan harapannya agar acara ini dapat menggugah semangat nasionalisme seperti yang terjadi pada tahun 1969 di bawah arahan Presiden Soekarno. “Kita ingin flash back seperti pada acara yang sama, pada tahun 1969 yang dilakukan Presiden RI Soekarno. Semuanya datang berkebaya,” ungkap Masyitoh.
Masyitoh juga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo terkait acara ini. Meskipun tanggal 23 dan 24 Juli bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional di Papua yang kemungkinan besar akan menyibukkan Presiden Joko Widodo dan para ibu menteri, Masyitoh berharap kehadiran mereka dalam peringatan Hari Kebaya Nasional ini.
Tujuan utama dari acara ini, menurut Masyitoh, adalah untuk mengembalikan kebaya ke dalam tren fashion Indonesia. “Kebaya ini tidak mempersulit siapapun untuk mengenakannya,” ujarnya, menekankan bahwa kebaya adalah pakaian yang telah lama menjadi bagian dari budaya perempuan Indonesia.
Dukungan terhadap Hari Kebaya Nasional juga datang dari berbagai pihak, termasuk Deputi Kebudayaan Kemendikbudristek. “Kami juga berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk suksesnya acara ini,” jelas Masyitoh.
Baca juga: Piala Presiden 2024 Siap Digelar, Ajang Pramusim Sepak Bola Bergengsi di Bandung
Selain acara utama, serangkaian kegiatan pendukung juga akan digelar untuk memeriahkan Hari Kebaya Nasional ini. Beberapa di antaranya adalah Kowani Expo, Kowani Awards, dan final lomba Kebaya. Tidak hanya itu, acara ini juga melibatkan partisipasi anak-anak muda melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi di berbagai kampus. “Kita mengunjungi tidak kurang dari tiga kampus untuk sosialisasi dan edukasi. Menyampaikan kepada mereka mengapa kebaya penting,” kata Masyitoh.
Ari Tulang, seorang koreografer ternama, juga turut ambil bagian dalam persiapan acara ini. Ia menyebutkan bahwa dirinya telah melatih sejumlah peraga, yang sebagian besar adalah selebriti dan gadis sampul dari berbagai angkatan. “Mereka memeriahkan acara tersebut. Ini yang akan menjadi daya tarik acara Hari Kebaya Nasional,” ujarnya.
Ari juga menekankan bahwa puncak acara Hari Kebaya Nasional ini bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sarana edukasi mengenai ragam kebaya. “Kita akan menyampaikan kebaya klasik. Di mana kebaya klasik ini sesuai pakem, ada kebaya labu, kebaya Kartini, kebaya noni, kebaya nona, dan lainnya,” jelasnya.
Dukungan dari berbagai pihak dan keterlibatan generasi muda dalam acara ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk melestarikan dan mempopulerkan kebaya sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. Dengan harapan tinggi dan persiapan matang, Hari Kebaya Nasional di Istora Senayan ini diharapkan akan menjadi momentum penting dalam upaya melestarikan kebaya sebagai identitas nasional.
Acara ini juga menjadi bukti nyata bahwa budaya dan tradisi dapat tetap relevan dan menarik di era modern, asalkan dikemas dengan cara yang inovatif dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Dengan demikian, peringatan Hari Kebaya Nasional ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga refleksi dan apresiasi terhadap kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sebagai penutup, Prof. Masyitoh Chusnan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dan mendukung acara ini. “Mari kita bersama-sama merayakan dan melestarikan kebaya sebagai warisan budaya kita,” ajaknya dengan penuh semangat.
Sumber: RRI.