SuaraPemerintah.ID – Sebagai wakil rakyat, membangun citra diri yang positif tak ubahnya seperti sebuah kewajiban tidak tertulis. Karena lewat citra diri yang positif, masyarakat bisa melihat sosok dari orang yang mewakili suaranya di gedung parlemen.
Hal ini juga diamini oleh Anggota Komisi III DPR RI, Agung Budi Santoso. Namun Agung menegaskan citra positif berbeda dengan pencitraan.
“Karena berbeda antara citra postif dan pencitraan. Membangun citra positif itu harus dengan kerja-kerja politik kita baik di gedung senayan maupun di dapil, ini harus betul-betul diketahui masyarakat apa yang kita lakukan,” ujar politisi Partai Demokrat saat diwawancarai SuaraPemerintah.ID via zoom, Rabu (16/2/2022).
“Kalau pencitraan itu kan pura-pura, pura-pura baik tapi nyatanya enggak. Harus yang bener, bukan setingan. Kita harus turun ke mayarakat, kita harus melihat kondisi, memperjuangkan masyarakat supaya mereka merasakan manfaat dari anggota dewan.”
Untuk itu Agung menilai sosial media berperan penting dalam membangun citra diri yang positif bagi Anggota DPR. Bahkan ia menyebut sosial media sebagai salah satu manifestasi kedaulatan bagi rakyat.
“Sosial media itu saya lihat sebagai kedaulatan bagi rakyat untuk menentukan apakah dewan tersebut sudah mewakili dan layak dipilih kembali. Rakyat harus mulai melihat kinerja anggota DPR, bukan sebatas popularitas saja. Jangan sampai mayarakat terkecoh, apalagi dengan praktik money politik,” ujarnya
Agung juga mengakui postingan di sosial media adalah salah satu bentuk pembuktian atau laporan bagi para rakyat, telebih konstituen, jika para wakilnya sudah bekerja.
“Mungkin ada pepatah yang sering kita dengar, kalau tangan kanan memberi tangan kiri sembunyi. Tapi di dunia politik gak bisa, kalau tangan kanan memberi maka tangan kiri panggil wartawan. Karena kalau gak begitu dianggapnya gak kerja,”
“Menurut saya setiap anggota legislator harus memanfaatkan sosial media untuk menyampaikan apa yang sudah kita kerjakan. Kalau dulu waktu belum ada medsos kan ada istilah kacang lupa kulit, datang kalau pas mau pencalonan setelah itu seperti hilang. Nah lewat sosial media, bisa dipantau bersama.”