Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan video seorang remaja berusia 16 tahun yang dijemput oleh anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blitar Kota di depan sekolahnya. Video tersebut menjadi viral setelah remaja tersebut mengirim pesan melalui akun Instagram resmi Polres Blitar Kota (@blitarkotapolice.official), meminta untuk diantar ke sekolah.
Menurut keterangan yang diposting di akun Instagram tersebut, remaja yang diketahui bernama Nur Esa Anastasya mengungkapkan rasa rindunya kepada ayahnya yang telah meninggal. “Beberapa hari yang lalu ada seorang anak DM ke Admin, anak tersebut curhat ingin diantar polisi ke sekolah/les, dia kangen ayahnya, namun ayah tidak bisa mengantar ke sekolah karena kerja di Serang, Banten,” tulis akun @blitarkotapolice.official.
Menanggapi permintaan itu, Ipda Supriyadi, Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, langsung mendatangi Nur Esa saat berada di halaman SMAN 3 Kota Blitar. “Ternyata anak ini posisinya sudah tidak sekolah. Dia putus sekolah ketika naik kelas 3 MTs,” ujarnya.
Esa mengaku bahwa alasan dia mengirim pesan kepada polisi adalah karena kerinduan yang mendalam terhadap sosok ayahnya. “Dia kirim pesan ke Polres minta dijemput mungkin karena sedang kangen ayahnya,” imbuh Ipda Supriyadi saat memberikan penjelasan kepada media.
Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membantu Esa agar bisa kembali bersekolah. “Setelah kami beri pengertian, anaknya juga mau sekolah lagi. Kami sedang mengupayakan sekolah untuk anak tersebut,” ungkapnya. Pihak kepolisian juga telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk memfasilitasi pendidikan Esa.
Baca juga: Janji Rp200 Juta Per RW, Ridwan Kamil Ciptakan Otonomi untuk Warga Jakarta
Cerita hidup Nur Esa sangat memilukan. Ia terpaksa putus sekolah dan mengalami berbagai kesulitan. Sejak kecil, ia ditinggal oleh ibunya, Susanti, yang bekerja ke luar negeri. Sedangkan ayahnya tinggal di Serang, Banten. Sejak usia dini, Esa dijemput dan tinggal bersama kakeknya di Kademangan, Kabupaten Blitar, hingga kelas 4 SD. Setelah itu, ia diambil oleh ayahnya dan dibawa ke Serang. Namun, ketika ayahnya menikah lagi, hidup Esa mulai berubah.
Esa sempat bersekolah di pondok pesantren dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Serang, tetapi pada saat akan naik kelas 9, ia terpaksa kembali ke rumah kakeknya di Blitar. “Saya pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri,” ujarnya dengan nada sedih.
Kini, dengan dukungan dari pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan, Esa memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya. Ia berharap masa depan yang lebih baik dan dapat mewujudkan impian yang selama ini tertunda. “Saat itu saya sedang bingung dengan masa depan saya. Saya akhirnya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota untuk dijemput,” ungkapnya saat ditemui pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Melihat kisah Nur Esa, masyarakat berharap agar perhatian dan dukungan terus diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan, sehingga mereka tidak kehilangan harapan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Pihak kepolisian pun berharap, melalui langkah ini, mereka dapat memberikan dampak positif dan membuktikan bahwa keberadaan polisi tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.