Jakarta –
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka-bukaan alasan mendahulukan pengadaan vaksin produksi China ketimbang buatan negara lain.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu mengatakan ketika Indonesia mulai mencari vaksin untuk kebutuhan dalam negeri, hanya China dan Uni Emirat Arab (UEA) yang merespons dengan baik.
Sementara itu, negara-negara lain yang memproduksi vaksin memberi respons yang kurang bagus.
“Nah kenapa juga 2 negara tujuan saat itu yaitu UEA dan China karena memang sejak awal ketika kita mengontak para pembuat vaksin dari negara Eropa dan Amerika responnya sangat rendah,” kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1/2021).
“Itu ada bukti black and white yang kita bisa paparkan. Karena itu kita melihat hubungan dagang kita dengan China dan UEA cukup bagus,” sebutnya.
Hubungan baik Indonesia dengan kedua negara tersebut, dijelaskan Erick terlihat dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November ke UEA.
“Salah satunya bagaimana kerja sama yang waktu itu PLN bersama Masdar yang kita membangun energi terbarukan di Cirata,” ujar Erick.
Sementara hubungan dengan China terlihat dari sisi perdagangan yang terbukti negara tersebut membantu beberapa ekspor Indonesia masuk ke China, ataupun kerja sama lainnya.
“Hal itu kita jajaki tentu sebagai BUMN, BUMN bertemu dengan BUMN China, BUMN bertemu dengan BUMN yang ada di UEA. Tapi pada kesempatan itu juga kita ketemu swasta-swasta di China dan UEA. Dari penjajakan itulah kami tugaskan Bio Farma untuk melakukan penjajakan vaksin,” tambahnya.
Simak Video “Momen Kedatangan Vaksin COVID-19 di Gorontalo“
[Gambas:Video 20detik]
(toy/zlf)