Surabaya –
Proses vaksinasi di Jawa Timur telah berlangsung selama 8 hari. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap vaksinasi selesai selama 12 bulan.
“Dari perencanaan memang 15 bulan. Tapi Pak Presiden berharap, bisa selesai 12 bulan. Saya sebetulnya ingin mengejar yang 12 bulan,” ujar Khofifah saat rapat evaluasi vaksinasi di 3 kabupaten/Kota Surabaya Raya melalui zoom, Kamis (21/1/2021).
Khofifah membeberkan, saat ini dosis vaksin di Jakarta sudah menumpuk. Tinggal menunggu proses distribusi ke berbagai daerah termasuk untuk Jatim sendiri.
Akan tetapi, Khofifah mengakui bahwa ada permasalahan terkait distribusi vaksin. Yakni soal tempat penyimpanan vaksin atau cold room yang dimiliki oleh daerah jumlahnya masih terbatas.
“Tetapi cold room yang ada di daerah daerah memang sangat terbatas untuk mendapat distribusi (vaksin) lanjutan,” imbuhnya.
Selain ruang penyimpan vaksin, ada evaluasi lain yang menjadi perhatian khusus Khofifah. Yakni fasilitas kesehatan (faskes) yang layak untuk melaksanakan vaksin, serta tenaga penyuntik atau vaksinatornya.
“Faskesnya berapa yang sebetulnya fungsional, vaksinatornya berapa yang siap. Kemudian kendala kendala teknis registrasinya katanya terkendala, karena ini centralized (terpusat),” ungkapnya.
Untuk itu, Khofifah meminta kepada masing masing kabupaten/kota untuk menginventarisir sekecil apapun permasalahan yang ditemukan di lapangan. Sehingga, bisa menjadi pembelajaran penting untuk melakukan langkah langkah lebih komperhensif.
Diketahui hingga Kamis (21/1) pagi, sudah ada 4.457 orang di Jatim yang telah divaksin COVID-19. Mereka mayoritas ialah tenaga kesehatan di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo).
Pada tahap pertama termin ke-2 di Februari 2021 mendatang, sekitar 122.120 dosis vaksin akan kembali datang di Jatim. Sebelumnya, pada awal Januari 77.760 dosis vaksin telah tiba di Jatim.
(fat/fat)