BLITAR, KOMPAS.com – Puluhan warga desa di kaki Gunung Kawi bergotong royong saat peletakan batu pertama di sebuah masjid di Dusun Balerejo, Desa Balerejo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (4/4/2021).
Belasan dari warga yang sedang bergotong royong itu beragama Hindu, Buddha, dan Kristen.
Mereka terlibat dalam pembangunan masjid dengan alasan sederhana, membantu sesama warga yang sedang membangun tempat ibadah.
Mereka bahu-membahu bersama warga muslim di lingkungan Ngembul, Dusun Balerejo sebagai pihak yang memiliki hajat membangun masjid.
“Di sini memang hal biasa. Tidak peduli agamanya apa kami selalu saling membantu sesama warga, membantu tetangga,” ujar panitia pembangunan masjid, Harianto, kepada Kompas.com, Minggu (18/4/2021).
Warga muslim Balerejo, menurut Harianto, juga biasa membantu pembangunan tempat ibadah agama lain, seperti pura.
“Karena mayoritas warga nonmuslim di sini adalah warga Hindu. Tapi kami tidak melihat agamanya apa, yang kami lihat adalah kita sesama warga Ngembul yang sudah seharusnya saling membantu,” ujar Harianto.
Setidaknya sekali dalam sepekan, warga desa memberikan bantuan tenaga membangun masjid yang kelak diberi nama An Nur itu.
Di sekitar lokasi pembangunan masjid juga terdapat sejumlah warga nonmuslim. Bahkan, salah satu dinding masjid berukuran 15 meter persegi itu kelak akan berhimpitan dengan sebuah bangunan padmasari atau pura kecil.
“Ya, masjid ini memang bangunannya mepet dengan pura kecil di halaman rumah Pak Jemari,” ujar Harianto.
Di sekitar lokasi pembangunan masjid itu juga terdapat rumah ibadah warga yang beragama Hindu dan Buddha.
Sekitar 200 meter di sisi utara, terdapat sebuah wihara dan sekitar 300 meter di sisi lainnya berdiri sebuah pura.
Meski terdapat warga nonmuslim di lingkungan tersebut, izin pendirian masjid tak menemui kendala.
“Syarat persetujuan dari warga sekitar tidak ada masalah,” ujar Kepala Desa Balerejo, Setiyoko.
Dan di Desa Balerejo, Masjid An Nur akan menjadi masjid yang keempat.